Jumat, 14 Januari 2022

Pentingnya ! Nutrisi Pada Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik

 



Pentingnya !

Nutrisi Pada Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik




Hingga saat ini, hubungan antara ulkus diabetik dan nutrisi masih menjadi topik yang hangat diantara klinisi. Hal ini dikarenakan ulkus diabetik pada umumnya memiliki angka kesembuhan yang relatif kecil, bahkan dapat menyebabkan kecacatan permanen. Hal ini menyebabkan biaya perawatan pada kasus ini sangat besar. Selain itu, adanya ulkus diabetik dapat memiliki pengaruh pada nutrisi. Intervensi nutrisi pada kasus ulkus diabetik diduga dapat mempercepat penyembuhannya.[1]

Problematika Ulkus Diabetik

Hingga saat ini, ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada pasien diabetes mellitus. Beberapa komplikasi yang dapat menyebabkan turunnya kualitas hidup adalah risiko hilangnya anggota gerak tubuh, maupun lamanya proses penyembuhan, yaitu sekitar 12 minggu.[2]

Sumber Gambar: Openi, 2016. Sumber Gambar: Openi, 2016.

Selain menurunkan kualitas, ternyata angka kesintasan pada pasien ulkus diabetik tidaklah menggembirakan. Brennan et al., dalam laporan kohort retrospektif yang melibatkan 66.323 veteran di Amerika Serikat melaporkan angka kesintasan pasien ulkus diabetik dalam 1 tahun, 2 tahun, dan 5 tahun adalah 80,80%, 69,01%, dan menurun hingga 28,64%. Selain itu diagnosis gangren juga menjadi prediktor mortalitas pada pasien ulkus diabetik dengan HR 1,70 (95% IK: 1,57-1,83, p<0,001).[3]

Tantangan

Selain itu, salah satu tatalaksana terbaik dari ulkus diabetik adalah mencegah terjadinya ulkus diabetik itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan melakukan manajemen faktor risiko terjadinya ulkus diabetik yang dapat dimodifikasi seperti kendali kadar glikemik, mencapai berat badan ideal menurut indeks massa tubuh, mengendalikan hipertensi, dan berhenti merokok.[4] Sedangkan masih belum didapatkan tatalaksana ulkus diabetik dengan kualitas evidence based yang baik mengingat kompleksnya patofisiologi ulkus diabetik dan kurangnya minat peneliti terhadap ulkus diabetik.[2]

Selain tantangan tersebut, pengobatan ulkus diabetik ternyata memakan biaya yang besar. Armstrong et al., mengatakan bahwa pembiayaan ulkus diabetik pada ekstremitas bawah mencapai 30% dari total pembiayaan untuk diabetes mellitus di Amerika Serikat (USD 9.000.000 -13.000.000).[5] Selain itu, faktor geografi dan lengkapnya sarana prasarana untuk melakukan pelayanan kesehatan untuk ulkus diabetik khususnya masih bervariasi di seluruh dunia, dengan di beberapa tempat, didapatkan perbedaan kualitas pelayanan ulkus diabetik yang mempengaruhi luaran kasus tersebut.[2]

Peran Nutrisi Mikronutrien pada Ulkus Diabetik

Hingga saat ini, belum didapatkan penelitian dengan nilai evidence lebih tinggi seperti meta-analisis dengan kualitas yang tinggi dalam menjawab pertanyaan klinis mengenai peran nutrisi pada penyembuhan ulkus diabetik. Hal ini disebabkan bervariasinya intervensi nutrisi yang dilakukan pada populasi yang heterogen dan perbaikan ukuran ulkus yang dilaporkan mayoritas kualitatif dan semi-kualitatif, yaitu dengan pengukuran dimensi ulkus (panjang, lebar, kedalaman) tanpa mengukur volume ulkus.[1]

Studi dalam 5 tahun terakhir lebih memfokuskan peran mikronutrien seperti zinc, magnesium, maupun vitamin D dan E sebagai antioksidan pada ulkus diabetik. Hal ini dikarenakan peran pemberian diet protein tinggi maupun kalori yang cukup (1 kcal/mL dalam bentuk minuman 400 ml sebagai suplementasi kalori terhadap penyembuhan ulkus diabetik masih diragukan (RR 0,80; 95% IK: 0,52-1,43). Namun, penelitian ini memiliki kelemahan yaitu adanya risiko bias dan memiliki bukti klinis yang rendah. [1]

Mikronutrien Mempercepat Penyembuhan Luka

Momen-Heravi et al., pada penelitian eksperimental acak ganda pada 60 pasien di Iran dengan ulkus diabetik grade III menurut klasifikasi Wagener melaporkan bahwa suplementasi zinc 220 mg (berisi 50 mg zinc elemental) selama 120 hari dapat mempercepat penyembuhan ulkus diabetik yang dibutuhkan dengan mengecilnya panjang (1.5 ± 0.7 vs. -0.9 ± 1.2 cm, p = 0.02) dan lebar ulkus (-1.4 ± 0.8 vs. -0.8 ± 1.0 cm, p = 0.02).[6]

Selain itu, penelitian eksperimental pada Klinik diabetes yang melibatkan 60 pasien pasien ulkus diabetik grade III menurut klasifikasi Wagener di Iran melaporkan bahwa suplementasi 50.000 IU vitamin D secara oral tiap 2 minggu selama 12 minggu dapat mempercepat penyembuhan ulkus diabetik yang diukur dengan menurunnya panjang (−2.1 ± 1.1 vs. −1.1 ± 1.1 cm, P = 0.001), lebar (−2.0 ± 1.2 vs. −1.1 ± 1.0 cm, P = 0.02), kedalaman (−1.0 ± 0.5 vs. −0.5 ± 0.5 cm, P=0.001), dan eritema (100% vs. 80%, P = 0.01).[7]

Afzali et al., melaporkan peran kosuplementasi vitamin E 1000 mg dan magnesium 350 mg per hari selama 12 minggu pada 57 pasien dengan ulkus diabetik grade III menurut klasifikasi Wagener di Iran melaporkan adanya perbaikan ulkus diabetik yang dinilai dari panjang (β −0.56 cm; 95% CI, −0.92, −0.20; p = 0.003), lebar (β −0.35 cm; 95% CI, −0.64, −0.05; p = 0.02), dan kedalaman (β −0.18 cm; 95% CI, −0.33, −0.02; p = 0.02). Selain itu, didapatkan perbaikan glukosa darah puasa (β −13.41 mg/dL; 95% CI, −20.96, −5.86; p = 0.001), HbA1c (β −0.32%; 95% CI, −0.48, −0.16; p < 0.003), dan resistensi insulin (β −0.60; 95% CI, −0.99, −0.20; p = 0.003).[8]

Walaupun berbagai penelitian diatas menyatakan adanya korelasi positif antara mikronutrien dengan penyembuhan luka, tetapi terbatas oleh metodologi penelitian yang lemah, risiko bias yang tinggi dan terbatasnya jumlah penelitian. Hal ini sesuai dengan penelitian tinjauan sistematik yang dilakukan Ye et al. Namun, menginterpretasi penelitian tersebut tidak bisa digeneralisasikan pada semua pasien ulkus diabetik, mengingat penelitian yang dilakukan terbatas pada grade III menurut klasifikasi Wagner dan pasien dapat datang di grade yang lebih baik maupun lebih buruk, yaitu saat terjadi gangrene.[9]

Korelasi Nutrisi, Kontrol Gula Darah, dan Penyembuhan Luka

Hal ini membuat suatu pertanyaan, bagaimanakah dengan peran asupan kalori secara umum terhadap penyembuhan luka pada ulkus diabetik. Hal ini dikarenakan salah satu terapi pasien diabetes mellitus melibatkan terapi nutrisi dengan pembatasan jumlah maksimal kalori yang dapat dikonsumsi tiap harinya untuk mencegah fluktuasi kadar glukosa darah dan pada kasus dengan penyakit ginjal diabetik, tidak jarang pembatasan jumlah protein dilakukan untuk mencegah komplikasi penyakit ginjal diabetik tahap akhir. Namun, pada kondisi diabetes dengan penyulit, seperti infeksi, ulkus diabetik, maupun pembedahan, dibutuhkan jumlah kalori dan protein yang cukup untuk mempercepat laju penyembuhan.[10]

Dalam penelitiannya, Zhang et al., melaporkan bahwa malnutrisi yang diukur dengan indeks massa tubuh (IMT) dan hipoalbuminemia merupakan suatu temuan yang umum pada pasien dengan ulkus diabetik. Hal tersebut juga memiliki korelasi terhadap derajat keparahan ulkus diabetik yang diukur dengan klasifikasi Wagener, derajat keparahan infeksi, dan luaran dalam waktu 6 bulan (p<0,001).[10]

Temuan dari Sajid et al., pada populasi pasien ulkus diabetik di fasilitas kesehatan di Pakistan melaporkan bahwa pada pasien dengan ulkus diabetik didapatkan kebutuhan protein yang lebih tinggi sesuai dengan tingkat keparahannya dan asupan protein pada pasien dengan ulkus diabetes masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.[11].

Kadar Gula darah dan HbA1C Terkontrol Memiliki Prognosis Yang Lebih Baik

Selain nutrisi, rerata kadar glukosa dalam darah juga memiliki peran pada penyembuhan luka ulkus diabetik. Penelitian Xiang et al. pada subyek pasien ulkus diabetik klasifikasi Wagener 2-4 melaporkan bahwa perubahan HbA1c menuju ke rentang 7,0-8,0 memiliki hubungan terhadap luaran yang baik, dalam hal ini penyembuhan luka (OR: 3,01; 95%IK: 1,32-6,86, p=0,01).[12]

Namun, penelitian dari Fesseha et al., melaporkan bahwa perubahan HbA1c memiliki korelasi terhadap luaran yang baik pada ulkus diabetik bila kadar HbA1c awal <7,5% pada pengamatan selama 90 hari (HR: 2,07; 95% IK: 1,08-4,00, p=0,03). Hal ini membuat masih diperlukannya banyak penelitian mengenai kadar HbA1c yang ideal dalam berbagai populasi terhadap penyembuhan ulkus diabetik.[13]

Kesimpulan

Hingga saat ini, ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi jangka panjang pada diabetisi yang dapat menyebabkan morbiditas oleh karena dapat menyebabkan disabilitas (amputasi) dan mortalitas yang cukup tinggi. Selain itu, ulkus diabetik merupakan suatu masalah yang kompleks oleh karena belum terstandarisasinya pelayanan di berbagai fasilitas kesehatan, kurangnya perhatian klinisi terhadap ulkus diabetik, maupun penyembuhannya yang lama, kurang lebih 12 minggu sehingga biaya perawatan ulkus diabetik yang cukup tinggi.

Peran nutrisi diduga dapat mempercepat penyembuhan ulkus diabetik, namun studi dalam 5 tahun terakhir fokus pada peran antioksidan seperti vitamin D, E, dan mikronutrien seperti zinc dan magnesium. Baik antioksidan dan mikronutrien telah diteliti dapat memperbaiki ulkus diabetik dalam 12 minggu yang diukur dengan panjang, lebar, dan kedalaman luka.

Sedangkan faktor makronutrien secara umum telah diteliti memiliki dampak terhadap luaran ulkus diabetik, dalam hal ini adalah protein, mengingat rerata konsumsi protein pada saat terjadi ulkus lebih rendah dibandingkan kebutuhan berdasarkan beban metabolik. Selain itu, rerata kadar glukosa darah, HbA1c, juga memiliki peran terhadap prognosis ulkus diabetik walaupun masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Harus diperhatikan bahwa sampel penelitian mengenai ulkus diabetik sampai saat ini terbatas pada ulkus diabetik grade II-IV klasifikasi Wagener sehingga masih diperlukan lebih banyak penelitian pada ulkus diabetik tahap lain.

Sandal Diabetes


 Apa Saja Manfaat Sandal Diabetes? Ini Ulasannya

Menderita penyakit diabetes membuat Anda tidak boleh sembarangan dalam memilih peralatan sehari-hari, termasuk sandal. Bagi para penderita diabetes sebaiknya memilih sandal refleksi khusus. Membeli sandal diabetes yang tepat ini akan membawa manfaat tersendiri bagi para penggunanya. Penasaran apa saja? Simak di bawah ini.

Membantu Menyehatkan Otot Dan Persendian

Sandal refleksi khusus bagi para penderita diabetes akan membuat tekanan pada kaki merata. Dengan demikian, otot tidak akan akan menjadi tegang yang terlalu berlebihan. Tekanan pada sandal khusus ini membantu menyehatkan otot kaki. Apalagi jika Anda menggunakan sandal ini untuk menjalankan aktivitas harian secara rutin. Selanjutnya, persendian juga akan ikut membaik dan terhindar dari linu. Memakai sandal ini akan membantu menjaga kesehatan Anda. Sebab itu, para penderita diabates juga harus mampu memilih sandal yang tepat.

Meratakan Tekanan Pada Kaki

Menggunakan sandal biasa bagi para penderita diabates menyebabkan tekanan pada kaki tidak merata. Sandal diabetes dengan desain khususlah yang harus dipakai oleh penderita penyakit ini. Desain khusus pada sandal ini membuat tekanan pada telapak kaki merata, sehingga tidak akan menimbulkan luka pada satu titik.

Sandal khusus diabetes yang meratakan tekanan pada kaki ini akan sangat nyaman ketika digunakan untuk berjalan. Para penggunanya tidak akan merasa mudah lelah akibat beban yang ditanggungnya. Menggunakan sandal khusus ini untuk kegiatan sehari-hari akan membuat manfaatnya lebih terasa. Dengan demikian, Anda bisa mencegah terjadinya pembengkakan luka pada kaki penderita diabetes.

Menjaga Kesehatan Organ Tubuh

Otot pada kaki merupakan sambungan organ yang ada di seluruh tubuh. Oleh sebab itu, menjaga kesehatan otot kaki juga berguna untuk organ tubuh lainnya. Apabila otot kaki terjaga, maka organ tubuh yang lainnya akan menjadi lebih sehat. Dengan demikian, organ-organ tubuh akan dapat menjalankan fungsinya secara maksimal.

Sandal khusus  ini mampu membantu menyehatkan organ tubuh melalui tekanan pada otot kaki. Selanjutnya, otot kaki akan bersinergi dengan organ tubuh lain agar bisa berfungsi secara maksimal. Tekanan pada titik yang terdapat pada sandal akan memicu rangsangan pada organ tubuh yang lainnya.

Mencegah Komplikasi

Salah satu hal yang ditakuti oleh para penderita diabetes adalah terjadinya komplikasi penyakit. Penderita diabetes lebih rentan terserang penyakit lain, salah satunya yaitu jantung. Dengan mengenakan sandal khusus ini akan membantu menimilaisir resiko  penderita diabetes akn terserang penyakit jantung.

Sandal diabetes yang mampu merefleksi otot akan membuat peredaran darah ke seluruh tubuh menjadi lancar. Hal ini pastinya berdampak baik pada tekanan darah di jantung. Apabila tekanan darah dalam jantung tidak berlebihan, maka detaknya juga akan menjadi stabil. Sebab itu, bagi para penderita diabetes sangat dianjurkan untuk menggunakan sandal yang satu ini.

Mengurangi Stres

Mengetahui adanya penyakit yang bersarang pada tubuh berkemungkinan besar membuat para penderita diabetes merasa stress. Salah satu solusi untuk mengurasi stres dan menjaga kesehatan para penderita diabetes sendiri adalah menggunakan sandal khusus. Sandal ini sangat bermanfaat terutama jika digunakan untuk jalan-jalan pagi sambal menghriup udara segar.

Cara kerja sandal ini adalah untuk mengurangi rasa stress adalah dengan menekan titik saraf pada kaki. Saraf yang ditekan adalah yang berhubungan dengan sistem endokrin. Selanjutnya sistem ini akan melepas hormone oksitosin yang berguna untuk mengurangi perasaan stress. Dengan hal ini akan membuat penderita diabetes akan merasa jauh lebih tenang.

Melancarkan Peredaran Darah

Peredaran darah yang lancar pada seluruh tubuh sangat penting. Terutama kelancaran di sekitar kaki, ini akan membantu mencegah luka membengkak akibat aliran darah tidak lancar pada bagian tubuh satu ini. Alternatif yang dapat dipilih untuk melancarkan peredaran ada kaki adalah menggunakan sandal khusus.

Sandal khusus penderita diabetes membawa manfaat yang sangat baik bagi peredaran darah. Jenis sandal ini tidak hanya menghilangkan sumbatan pembuluh darah di sekitar kaki, namun juga melancarkan peredarannya ke seleuruh tubuh. Sebab itu, penggunaan sandal khusus ini akan membuat luka lebih cepat karena peredaran darahnya yang lancar.

Manfaat menggunakan sandal diabetes sangatlah beragam. Untuk bisa mendapatkan sandal khusus ini caranya cukup mudah, yaitu melalui rumah peka. Di rumah peka ini Anda bisa mendapatkan berbagai jenis sandal khusus ini seuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan sandal yang pas Anda bisa berkonsultasi, termasuk secara daring.

Itulah beberapa manfaat sandal yang dirancang khusus bagi para penderita diabetes. Untuk Anda yang menderita penyakit diabetes, segeralah memebli sandal ini untuk mencegah resiko luka semakin parah. Kesehatan seluruh bagian tubuh perlu dijaga sembari mengupayakan agar penyakit yang diderita cepat sembuh.

Referensi:

https://www.google.com/amp/s/faktualnews.co/2019/08/16/pakai-sandal-refleksi-ini-manfaatnya-bagi-kesehatan/157758/amp/

https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/health/fitness/amp/xehi-dekirty/fakta-sandal-refleksi-exp-c1c2

Sikat gigi yang benar



Tujuh tahap menyikat gigi

Seperti yang dilansir oleh Hello Sehat, setelah menyikat lidah, tahapan menyikat gigi adalah sebagai berikut:

1. Letakkan bulu sikat gigi pada permukaan gigi dekat tepi gusi dengan posisi membentuk sudut 45 derajat. Mulailah menyikat gigi geraham atas atau gigi belakang di salah satu sisi mulut. Sikatlah dengan gerakan melingkar dari atas ke bawah selama sekitar 20 detik untuk setiap bagian.

2. Sikat setiap bagian gigi, mulai dari bagian gigi yang biasa dipakai untuk mengunyah, gigi yang dekat dengan pipi dan lidah. Pastikan semua permukaan gigi sudah disikat, sehingga plak atau sisa makanan yang menempel di gigi bisa hilang.

3. Untuk membersihkan permukaan dalam gigi depan, pegang sikat gigi dalam posisi vertikal atau gunakan ujung kepala sikat gigi, lalu sikat dengan gerakan melingkar dari tepi gusi sampai atas gigi. Lakukan gerakan ini berulang sebanyak 2-3 kali.

4. Ubah pola menyikat gigi jika diperlukan. Kadang, menyikat gigi dengan cara yang sama membuat ada bagian gigi lain terabaikan.

5. Jika menyikat gigi dimulai dari bagian geraham atas, maka sikatan akhir pada gigi geraham bawah. Durasi waktu untuk menyikat gigi seluruh bagian sekitar 2-3 menit dan baru setelah itu kumur-kumur hingga gigi bersih.

6. Jangan menyikat gigi terlalu keras atau terlalu memberi tekanan pada gigi karena ini akan menyakitkan gigi dan gusi. Terlalu keras menyikat gigi sebenarnya tidak membantu membersihkan gigi lebih baik juga. Justru, hal ini dapat menyebabkan permukaan luar gigi (enamel) terkikis dan ini adalah asal mula dari gigi sensitif.

7. Menyikat gigi dengan gerakan lurus (bukan melingkar) bukanlah cara yang efektif dalam membersihkan gigi. Menyikat gigi dengan gerakan lurus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan permanen pada gusi.
Foto: CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani

Bagaimana mengetahui gigi sudah bersih setelah disikat?

Setelah sikat gigi, untuk mengetahui jika gigi telah bersih adalah dengan merasakan gigi sendiri. Caranya mudah sekali. Raba gigi dengan lidah, apakah sudah halus atau belum. Permukaan gigi yang halus artinya gigi sudah bersih. Namun, jika permukaan gigi masih terasa kasar, itu berarti masih ada sisa plak yang menempel pada gigi. Untuk itu, pastikan seluruh permukaan gigi sudah disikat.

Selain memperhatikan tahapan membersihkan gigi, seiring dengan perkembangan jaman, sikat gigi pun tampil dalam berbagai model. Sejak pertama kali diciptakan pada 1930-an, desain sikat gigi modern telah mengalami perbaikan dan improvisasi. Dan, pada tahun 1990-an, muncul sikat gigi elektrik yang jadi jawaban bagi mereka yang malas menggosok gigi.

Sebagai perbandingan, berikut adalah perbandingan antara sikat gigi biasa dan elektrik. 

Lihat juga:Sepuluh Mitos Seputar Gigi yang Salah Kaprah

Sikat gigi biasa

Keuntungan

1. Efektif membersihkan gigi, jika dilakukan dengan teknik yang tepat.

Menyikat gigi sampai benar bersih hanya membutuhkan waktu dua menit dan kebersihan mulut dan gigi yang optimal bisa tercapai hanya dengan sikat gigi biasa. Tidak perlu khawatir akan tindakan keliru karena semuanya dikendalikan secara manual.

Tekanan saat menggenggam sikat gigi diatur sendiri sehingga tekanan pada gigi tidak berlebihan dimana tekanan yang berlebihan pada gigi dapat mengikis lapisan enamel gigi, menyebabkan rasa sakit, peningkatan sensitivitas gigi, dan peningkatan risiko pembusukan gigi.

2. Murah dan praktis

Dengan sikat gigi manual, yang dibutuhkan untuk menjaga higienis sikat itu sendiri hanyalah perlu penutup kepala sikat dimana beberapa produk sikat gigi manual di pasaran sudah dilengkapi dengan fitur ini.

Sikat gigi manual tergolong murah dan dapat diperoleh di mana saja. Yang harus diingat hanya sikat gigi rutin diganti setiap tiga bulan sekali.

3. Banyak variasi produk

Sikat gigi manual tersedia dalam beberapa pilihan model dengan beragam fungsi, jenis bulu sikat, bentuk kepala, hingga warna yang bebas anda pilih sesuka hati. Pemilih bulu sikat gigi yang halus lembut untuk gigi sensitif, dan kepala sikat yang kecil jika mulut kecil. Beberapa merek sikat gigi manual pun menyediakan versi anak-anak dari fungsi dan model yang sama.

Kekurangan

1. Perlu tenaga dan waktu ekstra

Sikat gigi manual bergantung pada penggunanya untuk bisa efektif membersihkan plak di gigi. Selain harus memahami benar teknik menggosok gigi yang efektif, ada usaha untuk menggerakkan sikat bolak-balik di dalam mulut hingga gigi bersih. Yang jadi masalah, terkadang karena diburu waktu, mengosok gigi pun sekedarnya saja sehingga tidak bersih.

2. Selain itu, menggunakan sikat gigi manual, penggunanya harus mengira-ngira berapa lama waktu menyikat gigi. Terlalu lama berisiko gusi berdarah dan gigi rusak akibat pengelupasan enamel.

Sikat gigi elektrik

Keuntungan

1. Cocok untuk anak-anak dan orang yang memiliki keterbatasan gerak

Dengan sikat gigi elektrik, yang harus dilakukan hanya dengan memposisikan sikat pada sudut 45 derajat dan biarkan sikat bekerja dengan sendirinya.

Sikat gigi elektrik dapat menjadi alat yang memudahkan rutinitas harian bagi orang-orang yang memiliki kesulitan menggunakan tangan mereka, misalnya untuk golongan manula dan mereka yang memiliki arthritis atau jika dokter menyarankan penggunaan sikat gigi elektrik karena dianggap sikat gigi manual tidak maksimal.

2. Efektif mengurangi plak dan gingivitis

Dibandingkan dengan sikat gigi biasa, sikat gigi elektrik terbukti ampuh mengurangi plak 21 persen lebih banyak dan menurunkan risiko gingivitis (radang gusi) hingga 11 persen — sekaligus meningkatkan kesehatan gusi — setelah 3 bulan penggunaan rutin terutama jika menggunakan sikat gigi elektrik yang menggunakan fitur rotation oscillation (bulu sikat berputar sekaligus bolak-balik).

3. Ada timer dan tidak perlu menggosok terlalu keras agar lebih bersih

Menyikat gigi dengan sikat elektrik, kelembutan tekanan pada gusi dan gigi bisa diatur. Waktu membersihkan gigi juga bisa diatur. Banyak dari produk sikat gigi elektrik yang memiliki fitur built-in timer yang akan menghentikan perputaran sikat secara otomatis begitu waktu habis.

Dengan begitu, risiko menyikat terlalu lama dan terlalu keras yang justru merusak gigi dapat dihindari.

Lihat juga:Lima Cara Menuju Senyum yang Sehat

Kekurangan

1. Harga mahal

Harga gigi elektrik jelas lebih mahal dibanding sikat gigi biasa. Kepala sikat gigi elektrik juga perlu diganti sesering mungkin, sama seperti sikat gigi manual. Repotnya, banyak dari kepala sikat gigi elektrik cadangan ini dijual terpisah. Jadi, bersiaplah untuk menyediakan biaya tambahan.

Selain itu, alat ini termasuk peralatan yang ringkih. Penggunaan harus hati-hati karena jika onderdil rusak, biaya reparasinya pun mahal.

2. Tidak praktis

Sikat gigi elektrik cenderung memiliki ukuran yang lebih besar sehingga sulit disimpan dalam tas atau koper saat bepergian. Selain itu, baterai harus selalu disiapkan sebagai cadangan darurat dan tidak boleh lupa membawa charger kemana pun sikat gigi dibawa.

3. Meningkatkan jumlah bakteri dalam darah

Beberapa studi menemukan bahwa menggunakan sikat gigi elektrik dapat meningkatkan jumlah bakteri dalam aliran darah, melebihi sikat gigi manual. Tentu saja, hal ini tidak akan menimbulkan risiko bagi orang-orang yang sehat dan memiliki kekebalan tubuh prima. Tapi, bisa meningkatkan kemungkinan risiko memperoleh infeksi berpotensi bahaya pada jantung untuk orang-orang yang memiliki kondisi jantung tertentu.


LIPOMA benjolan yang bikin tidak nyaman


Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara lambat di antara kulit dan lapisan otot. Jika ditekan dengan jari secara perlahan, lipoma terasa lunak dan mudah untuk digoyangkan. Lipoma juga tidak menyebabkan rasa sakit saat ditekan.

Lipoma lebih sering dialami oleh orang yang berusia 40-60 tahun atau paruh baya, dan lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Sebagian pasien bisa memiliki lebih dari satu lipoma di tubuhnya.

lipoma, gejala, penyebab, cara mencegah, cara mengobati, alodokter

Lipoma tidak memerlukan perawatan khusus karena tidak berbahaya dan tidak bersifat ganas. Akan tetapi, operasi pengangkatan lipoma bisa dilakukan jika tumor jinak ini tumbuh besar dan mulai menimbulkan rasa sakit.

Gejala Lipoma

Lipoma bisa muncul di bagian tubuh mana pun, namun umumnya benjolan muncul di area punggung, paha, leher, lengan, perut, atau bahu. Terkadang, lipoma pun dapat muncul di kepala atau belakang kepala. Benjolan yang muncul memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Dapat tumbuh menjadi lebih besar, dari sebesar kelereng hingga sebesar bola pingpong.
  • Pertumbuhan benjolan sangat lambat.
  • Terasa lembek dengan konsistensi seperti lemak daging sapi.
  • Mudah untuk digoyangkan.

Benjolan dapat menimbulkan rasa sakit jika ukurannya semakin besar dan menekan saraf di sekitarnya.

Kapan harus ke dokter

Benjolan di permukaan tubuh belum tentu lipoma, bisa saja kista atau bahkan tumor ganas (kanker) yang dapat berakibat fatal bila tidak segera ditangani.

Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter bila menemukan benjolan di area tubuh mana pun dan apa pun karakteristiknya, baik yang berukuran kecil atau besar, lunak atau keras, dapat digerakkan atau tidak, serta terasa sakit atau tidak.

Penyebab Lipoma

Penyebab pasti lipoma belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena lipoma, yaitu:

  • Keturunan.
  • Berusia 40-60 tahun.
  • Menderita penyakit tertentu, seperti penyakit Madelung, sindrom Cowden, sindrom Gardner, atau adiposis dolorosa.

Diagnosis Lipoma

Lipoma bisa diketahui melalui pemeriksaan fisik dengan melihat dan merasakan karakteristik dari benjolan. Biasanya pemeriksaan lanjutan tidak diperlukan. Namun untuk memastikan penyebab benjolan adalah sebuah lipoma, dokter dapat melakukan:

Berbagai pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa benjolan tersebut bukan tumor ganas, misalnya kanker jaringan lemak (liposarcoma).

Penanganan Lipoma

Lipoma sering kali tidak memerlukan penanganan khusus, karena tidak berbahaya. Namun, ada beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan jika lipoma menimbulkan rasa tidak nyaman, sakit atau mengganggu, dan ukurannya terus berkembang.

Cara yang paling sering dilakukan untuk menangani lipoma adalah operasi pengangkatan benjolan. Biasanya lipoma tidak akan tumbuh kembali setelah diangkat.

Selain operasi pengangkatan benjolan, sedot lemak atau suntik kortikosteroid dapat dilakukan untuk menyusutkan ukuran lipoma. Namun, kedua cara ini tidak dapat menghilangkan lipoma secara total.


 

Perawatan Luka Kanker


1. Pengobatan Kanker : Kemoterapi, operasi, radiasi
Radiasi merupakan salah satu modalitas dalam pengobatan kanker dan diberikan dalam beberapa seri. Reaksi akibat luka bakar radiasi bila radiasi dekat dengan lokasi seperti kepala, leher, perineum, axilla, payudara dan daerah lipatan paha. Reaksi yang timbul bersifat individual dan akan berkurang atau hilang sampai 6 minggu setelah radiasi.

   

Pencegahan :
a.Jaga daerah radiasi tetap kering
b.Gunakan pakaian yang nyaman, tidak bergesekan dengan kulit
c.Gunakan pelembab pada daerah radiasi
d.Tidak menggunakan topikal atau dressing yang mengandung metal (zink, silver)
e.Pencucian luka dengan memastikan kulit sekitar kering
Perawatan luka :
a.Pearwatan luka mengikuti prinsip perawatan luka bakar
b.Balutan saat radiasi dalam kondisi kering dan balutan tidak terlalu tebal
c.Hati-hati penggunaan plester
2.Pasien, keluarga dan support system : Manajemen nyeri, strategi koping, finansial, kultur, komunikasi
3.Perawatan luka kanker : Nyeri, eksudat, perdarahan, odor
Nyeri terjadi karena ada penekanan tumor pada syaraf dan pembuluh darah dan kerusakan syaraf yang biasanya menimbulkan nyeri neuropati . Pada prosedur pencucian luka atau pengangkatan balutan yang lengket pada dasar luka.
Jika terjadi nyeri, tindakan yang dilakukan adalah :
a.Pengkajian nyeri : Tanda-tanda vital dan skala nyeri
b.Pemberian terapi nyeri 30 menit atau 1 jam sebelum tindakan
c.Cairan pencuci luka dalam suhu ruangan
d.Penggunaan cairan RL pada pasien anak
e.Lingkungan yang nyaman dan tenang
f.Posisi pada saat penggantian balutan
g.Penggantian balutan yang lama dengan membasahi lebih lama.

Eksudat terjadi karena luka maligna mengeluarkan eksudat yang berlebihan dan tidak terkontrol, serta adanya peningkatan permeabilitas pembuluh darah oleh tumor dan sekresi faktor permeabilitas vascular oleh sel tumor merupakan penyebab eksudat yang berlebihan, Haisfeld-Wolfe dan Rund, 1997.

Jika terjadi eksudat, tindakan yang dilakukan adalah :
a.Penkajian eksudat : jumlah, warna dan bau
b.Pengkajian kulit sekitar luka : kemerahan, maserasi
c.Pencucian luka dan kulit sekitar luka
d.Penggunaan absorbent dressing
e.Penggantian balutan sesuai dengan kondisi eksudat
f.Perhatikan pengunaan plester

Perdarahan terjadi karena luka maligna biasanya rapuh sehingga mudah berdarah terutama bila terjadi trauma saat penggantian balutan. Perdarahan spontan juga bisa terjadi jika tumor merusak pembuluh darah besar. Selain itu, perdarahan dapat terjadi karena penurunan fungsi trombosit akibat tumor.
Jika terjadi perdarahan, tindakan yang dilakukan :
a.Balutan lama dibasahi lebih lama
b.Jangan gunakan air hangat, karena akan vasodilatasi
c.Buka balutan dengan hati-hati
d.Tidak menggosok pada luka dengan warna dasar merah
e.Tekan pada lokasi perdarahan ± 5 menit
f.Dressing : Calsium Alginate

Bau, penyebab malodor beberapa faktor yang berkontribusi yaitu terjadinya infeksi, kolonisasi, bakteri anaerob, degradasi atau nekrosis jaringan seperti dinyatakan oleh Bale et.al, 2004. Bakteri yang menyebabkan malodor merupakan bakteri aerob maupun anaerob. Pseudomonas dan Klebsiella, merupakan bakteri aerob yang menghasilkan malodor pada luka, yang terjadi secara persisten dan konstan.
Jika terjadi bau dan superfisial infeksi, tindakan yang dilakukan :
a.Pengkajian eksudat
b.Personal Hygiene
c.Pencucian luka yang adekuat
d.Metronidazole
e.Silver & charcoal dressing
f.Penggantian balutan sesuai dengan kondisi eksudat
g.Jika memungkinkan lakukan kultu 

Sebelum dilakukan perawatan luka, dilakukan pengkajian luka yang meliputi :

1.Lokasi Luka : Lokasi luka dapat juga mengetahui asal jaringan kanker dan kemungkinan penyebarannya.

2.Ukuran Luka : Pengukuran dengan mengukur P x L x T. Bila ada rongga dapat menggunakan posisi jam dan catat kedalaman rongga,ndokumenatasi foto. Sebagai dasar dalam evaluasi kemajuan pengobatan

3..Warna dasar luka

a.Menggunakan konsep Merah : Granulasi, mudah berdarah, Kuning : Slough, Hitam : Nekrotik
b.Menggunakan presentasi luas warna dasar luka
c.Sebagai dasar pemilihan jenis balutan luka

4.Karakteristik luka
H Mudah berdarah
O Bau : Jaringan Slough
P Nyeri : TTV, Skala
E Eksudatif : Jumlah Kassa
S Infeksi : Kemerahan sekitar luka, nyeri, perubahan warna eksudat


5.Periwound Skin
a.Iritasi
Penggunaan bahan atau alat kesehatan yang menimbulkan alergi
b.Maserasi
Akibat cairan atau eksudat luka kanker
c.Blister
Penggunaan plester yang tidak tepat

Perawatan luka kanker pada anak
1.Pada pasien anak yang sering terjadi luka kanker adalah Retino Blastoma, Sarcoma (Ewing, Osteo),dan Lymphoma Maligna.
2.Pendekatan sesuai dengan tumbuh kembang anak dan memperhatikan cara berkomunikasi: pihak orang tua, bercerita, bermain, menulis dll
3.Hindari hal-hal yang menimbulkan nyeri: pembukaan balutan, larutan NaCl 0,9%, suhu larutan yang dingin.
4.Hindari cairan yang menimbulkan bau: alkohol 70%, aseton.
5.Ajak anak dalam perawatan luka: membuka plester, ketebalan balutan, verban tidak terlalu kencang dan pastikan balutan tidak mengganggu aktivitas anak

Relaps pada luka kanker
1.Pengkajian luka kanker dilakukan secara periodik terutama pada pasien yang sedang menjalani modalitas pengobatan kanker seperti post operasi, terapi hormonal, kemoterapi dan radiasi.
2.Melakukan dokumentasi luka dengan fotografi
3.Teknik komunikasi pendekatan “ Breaking Bad News” dengan memperhatikan tahapan Kubler Ross
4.Melibatkan keluarga atau orang terdekat.

“ THE GOAL OF PALLIATIVE CARE IS TO PROMOTE THE QUALITY OF LIFE BEING SUPPORTIVE BY FOCUSING ON MANAGING AND CONTROLLING PATIENT’S SYMPTOMS TO ACHIEVE THE BEST POSSIBLE QUALITY OF LIFE FOR PATIENTS AND THEIR FAMILIES, NEITHER HASTENING NOR POSTPONING DEATH” (WHO. 1989)



 

PERAWATAN LUKA DIABETES DI TEGAL ?

PERAWATAN LUKA DIABETES DI TEGAL ? Klinik Mitra Sehat Tegal mempunyai Pelayanan Unggulan Perawatan Luka Diabetes dengan metode perawatan Lu...